Sabtu, 23/11/2024 10:35 WIB

Erick Thohir Yakin Indonesia Kuasai Ekonomi ke Empat Dunia

Meski beredar berbagai kabar jika dunia akan diterpa resesi, namun BUMN Erick Thohir tetap optimis ekonomi Indonesia terus tumbuh.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. (Foto istimewa)

Jakarta, Jurnas.com - Meski beredar berbagai kabar jika dunia akan diterpa resesi, namun Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tetap optimis ekonomi Indonesia terus tumbuh. Pertumbuhan itu diproyeksi akan menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia pada 2045 mendatang.

Hal tersebut disampaikan oleh Erick Thohir saat dirinya berapa pada panel diskusi bersama mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dalam acara SOE International Conference di Nusa Dua, Kabupaten Bali, Senin kemarin.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil bahkan di tengah pandemi Covid-19 meyakinkan saya bahwa kita bisa mewujudkan proyeksi menjadi ekonomi terbesar keempat dunia pada 2045," ujar Erick.

Bukan tanpa alasan Erick Thohir menyaimpaikan optimismenya tersebut. Menurutnya, Indonesia memiliki 4 fondasi utama. Yakni hilirisasi sumber daya alam, pertanian, ekonomi digital, dan industri kreatif.

Hilirisasi SDA disampaikannya sebagai dasar untuk mendorongnya industrialisasi dan penciptaan lapangan kerja. Dengan hilirisasi, Indonesia dapat optimakan SDA demi mendorong pertumbuhan ekonomi.

Minyak sawit dan nikel adalah 2 contoh yang diambil Erick Thohir. Minyak sawit memiliki 80 produk turunan potensial, tidak hanya diolah menjadi minyak goreng, tapi juga menjadi bahan kue dan coklat, bahkan kosmetik.

"Kami terus berinovasi, tidak hanya menjual minyak sawit mentah. Lalu ada Nikel dengan 17 produk turunan potensial. Bisa diolah menjadi stainless steel, baling-baling turbin untuk mesin pesawat, bahkan baterai listrik yang bisa digunakan di rumah tangga, otomotif, pertanian, dan masih banyak lagi," ucap Erick.

Poin kedua ialah sektor pertanian dan perikanan Indonesia yang dapat menjadi lumbung pangan dunia dan regional. Sebagai negara agraris, ucap Erick, Indonesia memimpin dalam ekspor komoditas pangan seperti sayuran, buah-buahan, dan rempah-rempah.

Sementara di kelautan dan akuakultur, Indonesia bisa memberi makan dunia dengan ikan segar, kepiting, udang dan banyak komoditas air lainnya.

"Kami akan memperkuat sektor pertanian untuk berpartisipasi dalam memberi makan 345 juta orang dengan kelaparan akut di dunia pada 2022. Kami berkomitmen untuk mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan gizi, dan mempromosikan pertanian berkelanjutan," lanjutnya.

Fondasi berikutnya ialah sektor ekonomi digital. Erick mengatakan Indonesia sedang mengalami bonus demografi dengan 54 persen penduduknya berusia muda. Menurut Erick, generasi Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang sangat besar.

"Kontribusi ekonomi figital Indonesia diproyeksikan sebesar Rp 4.531 triliun atau 292,85 miliar dolar AS pada 2030 yang merupakan terbesar di Asia Tenggara. Saat ini, Indonesia berada di antara enam pusat start-up terbesar di dunia setelah AS, India, Inggris, Kanada, dan Australia dengan 2.321 perusahaan start-up dan menjadi yang teratas di Asia Tenggara," ucap dia.

Sektor lain yang tidak kalah penting sebagai sumber baru pertumbuhan ekonomi Indonesia ialah industri kreatif. Saat ini, lanjut Erick, ekonomi kreatif merupakan salah satu sektor penyumbang terbesar bagi nasional produk domestik bruto (PDB) dengan nilai kontribusi 7,8 persen.

"Jika Korea Selatan berhasil mengembangkan budaya popnya, saya yakin Indonesia juga bisa. Ekonomi kreatif Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan," lanjut Erick.

Erick menyampaikan industri fashion adalah salah satu kontributor utama pertumbuhan kreatif, yang mana sektor ini menguasai 17 persen ekonomi kreatif di Indonesia. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas muslim, busana muslim juga memiliki banyak potensi untuk dikembangkan.

Selain itu, dia sampaikan, preferensi masyarakat untuk menonton film lokal juga meningkat dibandingkan film Hollywood. Terbukti dengan jumlah penonton film nasional yang mencapai 41,8 juta penonton dari 67 film Indonesia per 30 September 2022.

"Jika industri perfilman kita bisa menguasai pasar domestik, saya yakin dalam waktu dekat kita bisa go internasional," ujarnya.

Terakhir, ucap Erick, ada industri musik juga berpotensi menjadi mesin pertumbuhan ekonomi kreatif dengan kontribusi sebesar Rp 4,8 triliun terhadap PDB nasional pada 2019.

"Pesatnya pertumbuhan di sektor ini juga didukung meningkatnya adopsi masyarakat terhadap teknologi platform digital," kata Erick.

KEYWORD :

Erick Thohir Menteri BUMN Indonesia Kuasai Ekonomi Ekonomi ke Empat Dunia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :